Puasa Ramadhan, Ibadah wajib umat islam nan suci di bulan penuh berkah. Salah satu bulan teristimewa yang ditunggu umat islam dimana setiap nilai ibadah dalam bulan ini dilipatgangakan. subhanallah...
Di indonesia, penentuan awal masuknya bulan suci ini terdapat dua metode yang kuat, yaitu metode hisab dan metode rukyatul hilal. Kedua metode ini sama-sama memiliki dasar yang valid, namun memiliki teknis pelaksanaan yang berbeda.
Metode hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Sedangkan metode rukyatul hilal, adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal. Sebagai penanda masuknya bulan ramadhan ialah munculnya hilal yang ditandai dengan munculnya bulan sabit untuk pertama kali setelah terjadi ijtima' (konjungsi). Munculnya hilal ini bisa dilihat mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyatul hilal dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.
Berdasarkan hasil dari kedua metode tersebut, kadangkala terjadi perbedaan (selisih hari) awal masuknya bulan puasa. Namun, sebagai muslim yang baik (terhadap agama dan negara) tentunya kita tidak perlu mempermasalahkan mana yang benar dan mana yang lebih benar. Seyogyanya terjadinya perbedaan pendapat ini tidaklah mengurangi kekhidmatan melaksanakan ibadah puasa.
Terkait dengan perbedaan ini saya mengutip rangkaian tweet dari Gus Mus (A. Mustofa Bisri) dengan akun twitter @gusmusgusmu. semoga membawa pencerahan untuk kita semua.
1/ Setiap menjelang Ramadan dan Idul Fitri, saya selalu menerima pertanyaan tentang kapan hari/tanggal mulai puasa dan kapan 1 Syawal. Dan
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
2/ setiap kali selalu di-ulang2 pembicaraan soal HISAB dan RU'YAH. Seolah-olah itu merupakan rukunnya (menjelang) Ramadan dan Idul Fitri.
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
3/ Yg jarang ~atau malah tak pernah~ dibicarakan justru mengenai siapakah yg berwenang menetapkan Awal Ramadan dan Awal Syawal itu. Apakah
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
4/ organisasi keagamaan berhak menetapkan atau tidak? Bila Pemerintah (IMAM) yg berwenang menetapkan, mengapa ormas boleh menetapkan lain?
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
5/ Ini yang sering dilupakan orang: Ñegara kita ini sudah 'disepakati' sebagai bukan NEGARA AGAMA dan bukan NEGARA SEKULER. Karena bukan...
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
6/ Negara Agama, maka Pemerintah tidak bisa bertindak 100% sebagai IMAM dalam pengertian fekih. Pemerintah tdk bisa melarang ormas keagamaan
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
7/ mengikuti penetapannya. Sebaliknya karena bukan Negara Sekuler, maka Pemerintah ikut juga mengurusi soal agama sebatas dimungkinkan.
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
8/ Jadi dalam hal ini, jangan disamakan dg 'negara2 Islam' atau yg menggunakan Fekih murni. Di negara2 semacam itu, tidak pernah terdengar..
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
9/ ada perbedaan. Mengapa? Karena di negara2 tsb, hanya mengikuti penetapan dari yg berwenang, Pemerintah. Begitu Pemerintahnya menetapkan,
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
10/ orang tinggal melaksanakan, tidak ada yg mèmpersoalkan alasan Pemerintah, misalnya: apakah berdasarkan Hisab atau Ru'yah. Terlepas dari
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
11/ hal tersebut, Pertanyaan2 masyarakat kita mengenai Kapan Puasa dan Kapan Idul Fitri, dari satu sisi, bisa diartikan sebagai KE-HATI2AN
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
12/ kaum muslimin dlm 'me-ngepas2kan ibadah' mereka. Asal kemudian tidak berlebihan mempertentangkan perbedaan seandainya terjadi. Lalu yg
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
13/ yg satu menganggap yg lain tdk sah atau malah mengharamkan. Meski seandainya HISAB dianggap 'BID'AH' dan RU'YAH dianggap 'KUNO', menurut
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
14/ menurut keyakinan saya, Allah tidak 'mempersoalkan' hambaNya yg berpuasa dan ber'Ied berdasarkan HISAB maupun yg berpuasa dan ber'Ied
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
15/ berdasarkan RU'YAH. Allah tahu semata semua mereka itu hanya ingin menjalankan ibadah secara benar. Seperti yang selalu saya katakan,
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
16/ Puasa dan Idul Fitri itu haknya Allah. Sedangkan Allah itu SYAKÜR, Maha nrimakké (Bhs Jawa). Asal kita sudah usaha sungguh2 menjalankan
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
17/ perintah dan tidak berniat melawan, IA insyaAllah akan menerima. Sangat ironi bila Allah berkehendak meringankan kita, justru kita ingin
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
18/ memperberatkannya. يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر (Q. 2: 185)semoga bermanfaat.
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) July 8, 2013
Ajiiiiiiiiibbb sekali, Om.. Trus slanjutnya dengerin audio jelang ramadhan ahhh:
BalasHapushttp://sun-coolin.blogspot.com/2013/07/kumpulan-audio-mp3-dan-e-book-kajian-menyambut-bulan-ramadhan.html
NB:
Bud, carane bikin preview tweet kayak di atas gimana? :D *Blogger katrok..
mantab om, sedot dulu :))
Hapusitu namane embeded tweet om, bisa dicek di dokumentasinya, mudah kok cuma kopi paste saja :D
*pssttt jgn lupa jadi member blog ane ya om hehe